Makam Sunan Bonang
Kabupaten Tuban mendapat julukan Bumi Wali karena banyak wali yang dimakamkan di daerah Kabupaten Tuban. Salah satunya adalah Sunan Bonang. Makam Sunan Bonang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban. Tepatnya disebelah barat Masjid Agung Tuban.
Sunan Bonang, adalah salah satu tokoh penyebar agama Islam atau Wali Songo dan banyak menggunakan aktifitas seni dalam dakwah dan penyebaran agamanya. Beberapa karya seni yang diciptakannya dalam bagian penyebaran agamanya antara lain Dakwah melalui pewayangan, menyempurnakan instrumen gamelan, terutama bonang, kenong dan kempul, Wujil, macapat, nyanyian Tombo Ati yang banyak di nyanyikan ulang pada era sekarang ini dan masih banyak lagi. Sunan Bonang, yang memiliki nama Raden Maulana Makdum Ibrahim adalah anak dari Sunan Ampel dan wafat pada tahun 1525 M. Pada dasarnya, makam Sunan Bonang berada di 2 tempat yaitu di Bawean dan Tuban, dan dipercaya keduanya adalah asli. Sunan Bonang wafat di pulau Bawean, pada saat itu jenazah akan dikuburkan di Bawean, akan tetapi murid-murid yang di Tuban menginginkan jenazah tersebut di kubur di Tuban. Lalu pada malam setelah kematiannya, sejumlah murid dari Tuban mengendap ke Bawean, dan mencuri jenazah Sang Sunan. Esoknya, dilakukanlah pemakaman. Anehnya, jenazah Sunan Bonang tetap ada, baik di Bonang maupun di Bawean. Karena itu, sampai sekarang, makam Sunan ada di dua tempat. Satu di Pulau Bawean, dan satunya lagi di sebelah barat Masjid Agung Tuban, Kelurahan Kutorejo, Tuban. Tidak ada tiket masuk untuk wisata religi ini. Tujuan utama pengunjung yang datang di makam ini adalah untuk berziarah. Di luar komplek pemakaman ini, terdapat banyak pedagang yang menjual oleh-oleh khas Tuban.
Ketika memasuki kompleks makam Sunan Bonang yang berada di Dukuh Kauman, Kelurahan Kutorejo, Tuban, peziarah akan menemui bukti fisik antara lain ada tiga gapura. Gapura pertama berbentuk regol, kedua dan ketiga berbentuk Paduraksa. Gapura yang memiliki corak Hindu-Buddha ini seperti menandakan peziarah telah memasuki sebuah komplek tempat suci, atau bangunan penting yakni makam salah seorang wali yang cukup disegani.
Memasuki gapura kedua, pengunjung akan melihat Masjid Astana Bonang, sebagai zawiyah (tempat menyepi) Sunan Bonang. Disebelah utara masjid ini, kita dapat melihat Gapura Paduraksa, gapura ketiga yang ada di kawasan makam ini. Di gapura ke dua dan ketiga, terdapat hiasan piring dengan ornamen motif bunga dan tulisan Arab. Tulisan tersebut salah satunya tertulis nama empat kalifah antara lain, kalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Ada sekitar 30-an piring dengan ornamen bunga yang menghiasi Gapura Paduraksa. Peziarah juga bisa melihat tembok kelir dengan 15 piring porselin.
Setelah itu peziarah akan menemui ratusan makam dengan jalan setapak yang sudah beratap dan petunjuk arah menuju cungkup makam Sunan Bonang. Cungkup makam Sunan Bonang terletak di tanah yang lebih rendah. Terlihat sebuah tangga kecil dari batu dan sebuah pintu dari kayu jati menuju ke dalam Makam Sunan Bonang. Para peziarah yang mendatangi Makam Sunan Bonang duduk bersila dan membaca bacaan seperti Surat Yasin dan Tahlil. Namun, peziarah juga bisa membaca wirid berupa surah Al-Fatihah 50 kali, surah Al-Ikhlas 50 kali, shalawat 300 kali. Bacaan ini merupakan wirid kesukaan Sunan Bonang semasa hidupnya.
Lokasi